๐ Puisi Tentang Pemimpin Negara
MENANTISANG PEMIMPIN Karya : A.R Arroissi (Guru SMAN 1 Cikarang barat) Detik demi detik terus berdetak Menit demi menit terus berpacu Jam demi jam terus menapak Hari demi hari terus berlalu Tak kenal lelah engkau berputar Seiring perjalanan waktu beredar Sementara sang fajar keluar dari peraduannya dari sebelah timur
Salahsatu penelitian yang meneliti tentang implementasi Gerakan Literasi Sekolah adalah penelitian yang berjudul "Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Sebagai Pembentuk Pendidikan Berkarakter" yang ditulis oleh Yulisa Windasari dalam Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan (JMKSP) Vol.1 No.1 Juli-Desember 2017.
TuanGuru Turmudzi memberikan poin-poin penting tentang relasi agama dan negara, termasuk kedudukan kepemimpinan perempuan menurut pandangan Islam. Sabtu, 30 Juli 2022 11:19 WIB Editor: Content Writer
Inilahtafsir mimpi bertemu pemimpin negara dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan tafsir mimpi bertemu pemimpin negara yang Anda cari. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang tafsir mimpi bertemu pemimpin negara. Klik pada judul artikel untuk memulai membaca.
dikala pemimpin berkorupsi pilih kasih sungguh tertanam di bawah pohon mahoni seiring akar-akarnya merambat di tanah gersang tak akan tersentuh dengan kaki begitu panasnya memuai sampai kantong pun terbakar apa yang kudapat hanya debu tinggal debu keringatku pun tak akan kering meskipun lautan kering hanya perasaan terkสtuk meluap di daratan sunyi
Puisiuntuk indonesia, Oleh: Elsadinty jalani hidup penuh juang tatap masa depan cerah penuh harapan jangan biarkan kesalahan buat keputusaan belajar dri pengalaman bangsa jangan terusik oleh kesukaran hadapilah sebagai tantangan berdayakan dirimu oleh keberanin pelajarilah hal baru dalam hidup buat bumi indonesia bersinar kekuatan dalam satu hti
Melaluipuisi yang dihasilkan oleh Usman Awang atau Tongkat Warrant terdapat beberapa pemikiran yang telah diangkat oleh beliau iaitu pemikiran tentang "Sikap Negatif Penjajah British". Puisi ini dikarang sekitar 1950-an iaitu sebelum kemerdekaan Tanah Melayu yang merupakan pandangan beliau terhadap kekejaman British.
KepemimpinanNegara. Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik. Dinamika kehidupan sosial dan politik bangsa saat ini cukup menegangkan. Hal ini disebabkan oleh penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aturan dan tatanan kenegaraan yang ada. Konstelasi sosial politik yang dilahirkan selama ini, setidaknya sejak didengungkannya
6 Mimpi Menjadi Presiden. 7. Aku Ingin Menjadi Pilot. 8. Aku Mau Jadi Dewasa. Setiap orang pasti memiliki cita-cita dan cita-cita tersebut berbeda-beda. Ada yang ingin menjadi pilot, ada yang ingin menjadi tentara, ada yang ingin menjadi guru dan sebagainya. Semua itu tergantung masing-masing.
Melaluipuisi tentang perjuangan, kita bisa belajar tentang semangat dan perjuangan demi bangsa dan negara. Buat yang belum tahu, puisi merupakan satu di antara karya sastra yang berisi ungkapan atau curahan hati penulisnya. Harta yang tak ternilai harganya Menjadi pemicu pemimpin bangsa Untuk tampil di era dunia 2. Untukmu Pahlawan
Puisitentang kemerdekaan Indonesia ini bisa dijadikan status di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Tak lagi berpikir untuk kepentingan rakyat ataupun negara. Rakyat butuh pemimpin yang layak jadi panutan Bukan pemimpin yang lembek dan selalu main perasaan
WAHAI PEMIMPIN BANGSAKU Wahai, Pemimpin bangsaku Tanpa keadilan Perdamaian tidak akan tercipta Tanpa perdamaian Kita tidak akan bisa membangun negara Rakyat bukan perahu di atas gelombang Yang terus-menerus terombang-ambing Di tengah ancaman badai dan topan Kehidupan. Karenanya Rakyat harus diajak bahu-membahu; Membangun dunia yang adil
0QjYdUj. Oleh Noura Fadhila ~ Politisi MudaAda Yang HilangAda yang hilang tapi bukan cinta; Ada yang hilang namun bukan rasa; Atmosfir mencekam pada yang tak sejalan; Nyawa pun lagi kau cari; Karena tak kan berjumpa; Keadilan hilang jejak; Teroksidasi dalam ruang tertinggal tak lebih dari sekedar kata; Tak lagi berdefinisi; Kau beri makna sesukamu; Aku ikut saja mau mu karena kuasa milikmu... Air mata ku tumpah malam tadi; Saksikan pribadi kau paksa bersalah; Koruptor bukan, ter*rispun bukan; Hanya lelaki tua dengan follower real dalam jumlah tak terbilang...Aku satu dari sekian lainnya; Mengkritisnya tanpa henti; Namun saksikan ketidakadilan berlaku atasnya; Nalarku tak bisa ku paksa bungkam...Tau kah kau bagian paling menyakitkan dari semua ini; Saat kalian paksakan logika kalian pada kami; Mohon hentikan melecehkan kemampuan bangsa ini mengunakan nalarnya; Buatlah analisis hingga hipotesis sesuai versimu dan hari ini kuasa masih milik mu; Namun jangan lupakan 6 nyawa anak manusia; Menunggu keadilan; Jika kini keadilan tengah hilang jejak; Nanti kan ada waktunya bertemu...Jika tak di dunia; Mahkamah Tuhan pasti kan hadirkan; Hati ku patah pada negara; Karena biarkan keadilan hilang jejak; Aku bahkan tak lagi berani berani menuliskan isi pikiranku dengan diksi telanjang dalam tulisan panjang bersama analisis tajam agar tak hilang hipotesis akhir ku kelompok muslim hanya menang dalam jumlah-hanya berguna saat pemilu.... Namun tak miliki posisi tawar apapun sesudahnya.... Tak ada pilihan kalian paksa kami buat pilihan....Baca juga puisi pendek tentang persahabatan dan harapanRamadanku Datang Lebih AwalTahun belum juga berganti; Namun, ramadaan kali datang lebih awal; Puasa sekian hari tanpa henti; Ramadan kali ini sepertinya lama akan tinggal...Jadilah rakyat sebentar saja; Agar tau rasanya ramadan datang lebih awal; Lapar dan dahaga hanya tuntas bersama senja; Lapar itu nyata kawan!!! bukan gombal...Beras sekantong yang tak perna cukup dimakan sebulan; Mie 3, 4 bungkus bersama sarden 2 kaleng; Bekal rakyat hidup sebulan; Sejahterah hanya bualan!! janji hidung belang;Hanya setia pada kawan sejawat; Pada sesama pemilik kuasa; Rakyat sekarat; Kalian masih bicara kuasa; Ajal di depan mata... Covid mewabah!! Gizi kami tak ada; Negara kamu dimana! Kami rakyat menderita; Kami anak kandungmu! Ramadan datang lebih awal; Mungkin kan tinggal menahun... Sikuat kan hidup kekal; Si lemah kan segerah punah tak sampai hitungan tahun; Ini kisah pilu bangsaku; Bukan penggalan dongeng;Tak lagi bisa ku ajak berdamai... nalar dan mataku; Hanya Air mata dalam puisi cara ku bertutur Damai dan jayalah bangsa dan negara ku; Sejahteralah seluruh rakyatnya; Semoga kasih sayang dan perlindungan Allah selalu ada untuk kita semua...Sajak Perlawanan Saat cintaku pada negara; Kau balas water cannon dan gas air mata; Kemana lagi harapan rakyat akan bermuara; Kerena janjimu isinya hanyalah dusta...Kuasa merampas kewarasanmu; Kuasa melumat habis sisa kemanusian mu; Kau tak lagi kenal dirimu; Cinta hilang jejak dalam nalar mu...Negara dan bangsa tak perna menuntut lebih; Namun jiwanmu tak kenal kata puas; Kau minta kami rakyat bersabar hingga letih; Janjimu sejahtera!!! namun pemuda kau hadapi dengan beringas...Mereka anak-anak bangs; Seburuk itukah cinta kami hingga water cannon dan gas air mata balasannya?? Coba tunjukan cinta milikmu pada bangsa dan negara; Yang berbalas gaji ratusan juta, rumah dinas hingga kekuasaan...Jika cinta kami sepenuh hati pada bangsa dan negara; Alasan kalian perlakukan kami layaknya kriminal; Lantas masih pantaskah kalian menyebut diri kalian pemimpin-pemimpin negara...Karena cinta mu berpamrih; Cinta tak lagi kau kenal; Kau dengar suara rakyat; Kau lihat derita rakyat; Namun kau paksakan omnibis law dan cipta kerja sah sebagai undang-undang... Kalian ingin kami semua bungkam! Alasan nalar kewarasan kami berang; Mengapa pasal merugikan rakyat kau akomodir; Sementara suara rakyat kau abaikan; Dewan Perwakilan Rakyatkah atau Dewan P*ngh* keputusan!!! Ekpresi cinta pada bangsa dan negara... Hanya itu yang mampu kusaksikan; Dalam Gelombang perlawanan pada Omnibus Law dan Cipta kerja; Entah dalam pandanganmu, entah dalam adalah seni; Seni berteriak dalam diam; Hening terlihat sepi; Namun gaduh dalam pemikiran...Jangan kau pikir saat hening; Segala kan baik-baik saja; Khawatirlah saat hening kian merayap; Bergrilya dalam diam; Hening bermuara pada hadir ketika salah tak lagi terbilang; Suara-suara tak lagi di dengarkan; Kau hanya asyik masyuk bersama pertanda alam; Jika kau mau renungkan; Cara Tuhan memintamu kembali ke kesadaran; Namun pilihan selalu ada pada mu...Penamu tuliskan cerita lanjutan; Lainnya menyesuaikan pada alurmu; Yang kau tulis kan jadi sejarah; Dongeng indahkah atau kegaduhan baru...Hening bertutur jujur; Berkisah tentang amarah; Diam jadi pilihan; Sebelum suara-suara lantang hadir kembali;Penamu tak perna lebih kuat; Tuhan telah tuliskan di Lauhil Mahfuz; Siapa kan jadi apa...Jangan kau paksa hening terus tinggal; Hening tak berarti diam; Hening membungkus kobaran amarah; Hening kan jadi dendam politik baru...Tersublimasi sementara dalam pikiran publik; Khawatirlah pada yang tak terkatakan; Benihnya tumbuh subur dalam pikiran...
WAHAI, PEMIMPIN BANGSAKU Wahai, Pemimpin bangsaku Tanpa keadilan Perdamaian tidak akan tercipta Tanpa perdamaian Kita tidak akan bisa membangun negara Rakyat bukan perahu di atas gelombang Yang terus-menerus terombang-ambing Di tengah ancaman badai dan topan Kehidupan. Karenanya Rakyat harus diajak bahu-membahu; Membangun dunia yang adil Membangun dunia yang lebih maju Membangun dunia yang lebih sejahtera Sejarah telah mencatat Melalui semangat persatuan dan kesatuan Yang didorong oleh Perasaan senasib sepenanggungan Bangsa Indonesia telah berjuang Dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaannya Sehingga menjadi bangsa yang berdaulat Para kusuma bangsa Telah memberi arah yang tepat Bagi bangsa Indonesia Dalam pergaulan dunia Tentang bagaimana memperkuat kepribadian Tentang bagaimana mempertebal harga diri Menuju masyarakat yang maju Menuju masyarakat yang mandiri Menuju masyarakat yang sejahtera Wahai, Pemimpin bangsaku, Marilah kita segarkan kembali Pada ingatan akan sifat-sifat patriotisme Pada ingatan akan sifat-sifat gotong royong Pada ingatan akan sifat-sifat nasionalisme Para kusuma bangsa Telah mengingatkan, bahwa Pertengkaran yang berkepanjangan Saling hujat yang mengundang cacat Hanya akan Membuat bangsa tidak bisa membangun Tonggak dari bangkitnya rasa kebangsaan Adalah untuk bisa duduk sama rendah Adalah untuk bisa berdiri sama tinggi Dengan bangsa-bangsa di dunia Wahai, Pemimpin bangsaku Tanpa kemerdekaan Rakyat akan takut membangun harapan Tanpa harapan Dunia yang fana akan hampa merana *Jose Rizal Manua, lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 September 1954. Penyair dan dramawan yang sekaligus pendiri teater anak-anak, Teater Tanah Air 1988, yang meraih juara pertama pada Festival Teater Anak-anak Dunia ke-9 di Lingen, Jerman, tanggal 14-22 Juli 2006. Tahun 1975 mendirikan Teater Adinda bersama Yos Marutha Effendi dan tahun 1986 mendirikan Bengkel Deklamasi Jakarta. Selain itu ia juga adalah seorang pemeran dan pengisi suara dalam beberapa film seperti Oeroeg 1993, Kala 2007, Fiksi 2008, Asmara Dua Diana 2009, dan Meraih Mimpi 2009. Penghargaan lain yang pernah diraih yaitu bersama Teater Tanah Air TTA meraih The Best Performance dan meraih medali emas di The Asia Pacific Festival of Children Theatre 2004, yang diadakan di Toyama, Jepang. __________________________________ Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi berdonasi* karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email [email protected] atau [email protected].
Sunday, March 27, 2016 Puisi suksesi kepemimpinan. Pengertian Kepemimpinan ialah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Tentang kepemimpinan inilah yang diceritakan puisi kepemimpinan yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak untuk kesempatan kali ini Dan cara alamiah menelah kepemimpinan adalah dengan melakukannya dalam kerja dengan praktik seperti pemagangan pada seseorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hal ini seorang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran atau instruksi mungkin begitulan tentang kepemimpinan seperti cerita puisi tentang kepemimpinan dibawah ini Puisi Tentang Kepemimpinan Bagaimana kata kata puisi kepemimpinan yang dipublikasikan ini, untuk lebih jelasnya yuk kita simak saja berikut ini, agar mengerti arti dan makna di balik rangkaian bait bait puisinya. PUISI SUKSESI KEPEMIMPINANDR. Abdullah Fathoni, Berebut untuk menjadi pemimpin meski tidak mampu memimpin dan tidak ada ilmu menjadi pemimpin yang penting tenar menjadi pemimpin pada mulutnya sendiri tidak mampu dipimpin akan dibawa kemana negeri ini? akan dijadikan apa negeri ini? akan diopinikan apa negeri ini? perlombaan tiada akhir membalik yang sudah terukir seakan hidup tak berakhir kebenaran menjadi terjungkir dan pribumi menjadi telat mikir terkuras habis uang bankir sampai tiba waktu mentari lingsir karna di sana ada senyum selir atau sabda alang - alang kumitir ini nyata bukan saling sindir mengapa mereka mangkir ? yang benar menjadi tersingkir laksana kerja para gangsir biarkan berhembus angin sumilir yang membawa aroma anyir karna kebohongan dikipas ilir seperti hangus terbakar gubahan syair dan deras air sungai mengalir dari hulu menuju ilir lihatlah...mereka akan disambar betir karna ucapannya membawa derita getir tak peduli pada garis takdir inilah musibah tiada akhir tetapi komunitas tidak sadar berfikir bahwa ini opini para montir yang bekerja untuk saling menyindir oh...Tuhan selamatkan negeri ini dari kejahatan dari mereka yang kesetanan agar generasi kedepan menjadi mapan dan tidak ada lagi luka diatas luka karna semua sudah terbuka nyata sesuai fakta tidak ada rekayasa data kabulkan doa ini Tuhan alam semesta. Demikianlah puisi suksesi kepemimpianan. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya, Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
puisi tentang pemimpin negara